MERPATI PUTIH
Arti Nama
dan Motto
Arti
dari Merpati Putih itu sendiri adalah suatu singkatan
dalam bahasa Jawa, yaitu:
Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening yang dalam bahasa
Indonesia berarti "Mencari
sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan" sehingga diharapkan seorang Anggota
Merpati Putih akan menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya.
Selain itu PPS Betako Merpati Putih mempunyai motto: "Sumbangsihku tak berharga,
namun Keikhlasanku nyata".
SEJARAH
MERPATI PUTIH
Ilmu Merpati Putih diwariskan secara turun-temurun pada masa Sampeyan Dalem
Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing
Kartosuro di lingkungan keluarga. Latar belakang didirikannya PPS Betako
Merpati Putih adalah hasil pengamatan Sang Guru, Saring Hadi Poernomo pada awal
tahun 1960-an yang prihatin terhadap perkembangan kehidupan generasi muda yang
terkotak-kotak membentuk kelompok-kelompok yang mencerminkan rapuhnya persatuan
dan kesatuan bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 adalah milik bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap
warga negara Indonesia mempunyai tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang sama
dalam melestarikan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan negara. Seni budaya
Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa merupakan kekayaan bangsa
Indonesia yang harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan
pengamalan Pancasila, kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan
nasional serta memperkokoh jiwa persatuan.
Atas dasar hal tersebut tergerak hati nurani beliau untuk berbuat sesuatu demi
kecintaannya pada nusa, bangsa, dan negara. Sumbangsih beliau hanya didasari
keyakinan bahwa "sikap dan perbuatan sekecil apapun, apabila dilandasi
oleh itikad baik pasti akan ada hasilnya". Keyakinan tersebut hingga kini
menjadi semboyan perguruan yaitu: SUMBANGSIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU
NYATA.
Dalam mengembangkan ilmu beladiri ini Sang Guru mengamanatkan empat sikap,
watak, dan perilaku yang harus ditumbuhkan yaitu: (1) rasa jujur dan welas
asih, (2) percaya pada diri sendiri, (3) keserasian dan keselarasan dalam
penampilan sehari-hari, dan (4) menghayati dan mengamalkan sikap itu agar
menimbulkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan amanat Sang Guru,
kedua pewaris yang juga puteranya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi
Santoso Hadi Poernomo bertekad mengambil langkah nyata dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara Republik Indonesia dengan mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu yang dimiliki keluarga untuk kepentingan nasional.
Atas berkat dan rakhmat dari Tuhan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta,
kedua pewaris membentuk Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong MERPATI
PUTIH dengan filosofi MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING, yang
secara harafiah berarti "Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dalam
ketenangan".
Pada periode 1995-1998 ini Ketua umum organisasi PPS Betako MERPATI PUTIH
adalah Letjen TNI (Purn) Solihin GP, sedangkan Dewan Pembinanya adalah Bapak
Surono, Bapak Tjokropranolo, Bapak Sugiarto, Bapak Ismail Saleh, SH., Bapak Ir.
Azwar Anas, Bapak Ir. Hartarto, dan Bapak Eddy M. Nalapraya.
Tujuan
PPS
Betako Merpati Putih adalah salah satu warisan ilmu beladiri karya nenek moyang Indonesia asli, dan bertujuan menempa
kepribadian anggota-anggotanya agar berwatak dan berkepribadian luhur, berbudi,
kuat, harmonis, dinamis serta patriotis, sesuai filsafat Indonesia, yaitu Pancasila.
Seni
beladiri adalah seperti pisau bermata dua, dapat digunakan untuk menolong
maupun melukai. Untuk itulah suatu seni beladiri harus memiliki dasar-dasar
filosofi yang kuat di dalam pengajarannya, agar tidak salah dan tidak
disalahgunakan. Pada akhirnya, apapun yang dicapai oleh praktisi beladiri akan
mengarah pada aspek vertikal terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta.
FILOSOFI
Merpati Putih, sebuah nama yang mengandung arti luas dan mendalam, singkatan
dari "Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening, yang secara
harafiah dapat diartikan dengan "Mencari sampai mendapatkan tindakan yang
benar dalam ketenangan".
Ungkapan tersebut kemudian menjadi dasar filosofis perguruan yang menggambarkan
semangat dan dinamika anggota dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Masih banyak yang perlu dipahami oleh anggota dalam kaitannya dengan filosofis
perguruan serta hal-hal yang terkandung dalam EMPAT SIKAP, WATAK DAN PERILAKU.
Masih banyak pula yang harus dikerjakan oleh pengurus di seluruh jajaran
organisasi agar pengkajian, penghayatan dan pelaksanaannnya dapat memberikan
manfaat bagi manusia.
TRY-PRASETIA adalah janji yang harus diucapkan oleh setiap anggota yang
menunjukkan tekad mereka akan sebuah kesepakatan. Keterikatan dan peran serta
baik pribadi maupun bersama dengan anggota lain adalah suatu konsensus, yang
meliputi :
1. Taat dan Percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengabdi dan berbakti
kepada Nusa, Bangsa dan Negara Indonesia
3. Setia dan taat kepada
perguruan
Dalam rangka meningkatkan peran serta anggota
terhadap misi Merpati Putih serta peran serta perguruan dalam pembinaan dan
pengembangan budaya bangsa Indonesia, ditetapkan semboyan yang diharapkan
memotivasi perwujudan peran serta tersebut, yaitu : SUMBANGIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU
NYATA..
Dengan demikian tanggung jawab tersebut tidak
hanya berlaku bagi diri pribadi tapi lebih jauh lagi adalah kewajiban perguruan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
AMANAT SANG
GURU"
Saat ini aku merasa ada harapan mampu mewariskan
ilmu-ilmu yang kumiliki ini kepadamu. Akan tetapi bukan berarti sampai disini
saja tujuannya. Dan mulai saat ini pula kita harus memberanikan dari
mengamalkan ilmu tersebut demi kepentingan masyarakat banyak.
Artinya, ilmu ini tidak hanya diturunkan kepada
keluarga saja, melainkan dikembangkan juga untuk kepentingan masyarakat.
kembangkanlah untuk kepentingakn Nasional. Amalkan untuk kepentingan Nusa,
Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Sebab dengan cara kita berusaha mengembangkan
budaya bangsa, sama artinya kita mempertahankan identitas bangsa. Karena budaya
adalah salah satu unsur perwujudan kepribadian bangsa.
Pencak silat sebagai alah raga bela diri besar
manfaat dan faedahnya dalam pembentukan diri dan pribadi. "Diri melihat
bentuk fisik, yang artinya kondisi fisik sehat, sedang pribadi, dilihat dari
segi penampilan, sikap budi, yang lebih cenderung disebut : sikap mental dan
moral"
Empat sikap watak dan prilaku yang menjadi
banyak orang belajar pencak silat :
1. Akan menumbuhkan rasa
jujur dan welas asih.
2. Menumbuhkan rasa
percaya pada diri sendiri sebab didasarkan pada kemampuan yang dimikliki diri
pribadi.
3. Dalam mempelajari
pencak silat akan mendalami masalah keserasian dan keselarasan gerak, dan hal
ini terwujud dalam sikap serta penampilannya sehari-hari.
4. Bagi pesilat yang
benar-benar menghayati apa yang didapatkan dari sistem pelajaran akan
menimbulkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
"Kepribadian yang kuat, memahami hidap
dalam kehidupan"
PENDIDIKAN DAN
LATIHAN
Pendidikan
dan latihan di dalam PPS Betako Merpati Putih meliputi :
·
Pendidikan
dan latihan keterampilan dalam Seni Beladiri dan tata pernapasan
- Senam Peregangan
- Senam Pemanasan
- Nafas Pengolahan
- Nafas Pembinaan
- Nafas Penghayatan
·
Pendidikan
dan latihan bidang kepemimpinan dan atau organisasi, serta pendidikan latihan
bidang intelektual lainnya.Lama pendidikan setiap tahap, bergantung pada
tingkatan yang berhasil dicapai. Setiap tingkatan mempunyai seragam latihannya
serta materi dan tahap pencapaian yang berlainan.
1.
Tingkat MUDA : Tanda tanpa tingkatan 2. Tingkat DEWASA : Strip merah 3. Tingkat
MADYA : Strip Jingga 4. Tingkat WIYATA : Strip Kuning
·
Dari tingkat
Muda sampai dengan tingkat Madya, periode latihan adalah 4 (empat) bulan untuk
setiap tingkat.
·
Pada tingkat
wiyata, tidak ada batas periode latihan, dalam hal mana siswa pada tingkatan
ini diarahkan untuk :
- Mengikuti Program Latihan Prestasi
- Tetap ditingkat Wiyata untuk pembinaan dan pendalaman serta untuk berperan
serta dalam pengembangan kelompok kebugaran
Sasaran
Pendidikan dan Latihan
1.
Kondisi Bugar
2. Penyembuhan / pengobatan
3. Peningkatan Stamina
4. Peningkatan
Daya Tahan Fisik
- Senam Peregangan
- Senam Pemanasan
- Nafas Pengolahan
- Nafas Pembinaan
- Nafas Penghayatan
- Mengikuti Program Latihan Prestasi
- Tetap ditingkat Wiyata untuk pembinaan dan pendalaman serta untuk berperan serta dalam pengembangan kelompok kebugaran
Tingkatan
dan Latihan
Ada dua
belas tingkatan di dalam PPS Betako Merpati Putih ini. Tingkatan-tingkatan
dalam PPS Betako Merpati Putih dimulai dengan:
- Tingkat Dasar I, tingkatan pertama masih berstatus calon anggota, walaupun telah
berseragam baju Merpati Putih, celana hitam, kerah baju merah dengan label
nama diri di dada namun sabuk masih putih polos.
- Tingkat Dasar II, tingkatan kedua dan seterusnya telah memakai
seragam anggota tanpa nama diri dengan lambang IPSI dan lambang Merpati Putih di dada
serta bersabuk merah polos.
- Tingkat Balik I, sabuk merah (tanpa strip) dengan lambang Merpati Putih di salah
satu ujungnya.
- Tingkat Balik II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip merah di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip jingga di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip kuning di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus I (Khusus Tangan), sabuk merah dengan lambang
Merpati Putih dan berstrip hijau di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus II (Khusus Kaki), sabuk merah dengan lambang Merpati
Putih dan berstrip biru di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus III (Khusus Badan), sabuk merah dengan lambang
Merpati Putih dan berstrip nila di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kesegaran, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip ungu di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip putih di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti II, sabuk merah
dan jari
tengah) di depan kening. Bersamaan itu pula sambil menarik napas halus disertai
tangan kanan mengepal di depan dada agak ke kiri (di depan jantung) tidak
menempel, badan tegak, pandangan lurus ke depan, muka tegak, kaki terbuka
(selebar sikap sempurna)"
Artinya :
1. Dua jari
di depan kening
- Anggota Merpati Putih selalu mengutamakan
pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak
- Dua jari juga merupakan lambang perdamaian (kode
etik internasional) sehingga anggota Merpati Putih harus selalu
mengutamakan, menjunjung tinggi menghormati, serta mencintai perdamaian
dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah dan putih di salah satu ujungnya.
Para anggota
berlatih paling tidak dua kali dalam seminggu di suatu Kelompok Latihan atau
biasa disebut Kolat. Setiap kali latihan memakan waktu sekitar kurang-lebih dua
jam. Pada tiap tahun, yaitu tepatnya setiap Tahun Baru 1 Suro atau 1 Muharam, seluruh anggota dari Sabang sampai Merauke diperbolehkan mengikuti dan berkumpul
bersama-sama anggota lainnya di Yogyakarta, tepatnya di
pantai Parang Kusumo untuk latihan bersama dari semua
Tingkatan. Juga diadakan Napak Tilas di
daerah Bukit Manoreh. Acara ini sudah merupakan
tradisi di dalam perguruan pencak silat ini yang berguna untuk mengetahui dan
dapat bertukar pikiran antar anggota satu dengan anggota lainnya.
Ujian
Kenaikan Tingkat (UKT) pada tiap tingkatan dibedakan berdasarkan wilayah. Pada
tingkat Dasar I hingga Balik II dilaksanakan di Cabang (Pengcab). Pada UKT
Tingkat Kombinasi I menuju Kombinasi II dilaksanakan di Daerah (Pengda).
Sedangkan UKT untuk tingkat Kombinasi 2 ke atas dilaksanakan di Pusat
(Parangkusumo, Yogyakarta) baik anggota dalam negeri maupun luar negeri.
Arti
Baju Seragam Merpati Putih
1. Baju, terdapat lubang 3 pasang
di dekat leher. Warna putih dengan leher warna merah berbentuk segi lima dengan
garis - garis jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap ujung lengan.
Artinya :
- Warna putih menunjukkan kesucian, ketulusan hati,
kepasrahan, keterbukaan hati serta menjunjung tinggi arti perdamaian.
- Leher berbentuk segi lima menggambarkan
Pancasila, terdapat juga jumlah jahitan pada leher tersebut. Ini berarti
anggota Merpati Putih menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu
Pancasila.
- Lubang tali kancing mengingatkan kita agar selalu
ingat bahwa di dalam hidup ini terdapat :
TUHAN YME
(sang pencipta), ALAM (sumber hidup), DUNIA (kehidupan). Selain itu juga
menggambarkan jumlah janji anggota Merpati Putih yang sering disebut TRI
PRASETYA.
2. Celana, berwarna hitam
menggambarkan ciri khas Pencak Silat indonesia dan merupakan pakaian khas
masyarakat (petani). Warna hitam juga melambangkan keteguhan hati.
3. Sabuk, berwarna merah dengan
jumlah jahitan 5 jalur menggambarkan Pancasila. Dalam menggunakan seragam yang
telah dilengkapi dengan menggunakan sabuk merah berarti telah siap sebagai
anggota Merpati Putih yang mengerti makna baik dan buruk serta bertanggung
jawab dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu MERSUDI
PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING. Anggota yang sudah bersabuk merah
sebenarnya memiliki beban tanggung jawab yang besar. Anggota yang sudah diakui
penuh, disumpah melalui janji Anggota. Disitulah perguruan mulai menanamkan
sesuatu yang harus dilaksanakan anggota yaitu :
1. Kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepada negara dan bangsa sebagai perwujudan alam seisinya.
3. Kepada perguruan sebagai wadah penggaliannya.
Anggota yang
masih bersabuk putih merupakan ujian semakin dijiwainya gerak dalam berlatih
pencak silat dan olah napas. Maka akan muncul semangat dari anggota bersabuk
putih untuk mendapat pengakuan dari Keluarga Besar Perguruan Pencak Silat
Merpati Putih.
Arti Lambang
PPS Betako Merpati Putih
1. Bentuk segi lima, PPS Betako
Merpati Putih berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Garis segi lima berwarna merah,
melammbangkan persatuan dan kesatuan seluruh Keluarga Besar PPS Betako Merpati
Putih dalam mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
3. Warna dasar biru, melambangkan
sikap dan watak perdamaian sebagai pesilat, baik di tingkat lokal, regional,
nasional, maupun internasional.
4. Tulisan Betako dan Merpati Putih
Bermotif Aksara Jawa, melambangkan sumber ilmu Merpati Putih berasal dari
tanah Jawa yang merupakan budaya asli bangsa indonesia.
5. Gambar tangan berwarna hitam
(telapak tangan), melambangkan keteguhan hati bagi setiap anggota Merpati
Putih.
6. Warna kuning melingkari tangan,
melambangkan kejayaan dari ilmu Merpati Putih.
7. Burung merpati dengan kepala tunduk,
melambangkan sikap dan watak anggota Merpati Putih, semakin memiliki ilmu
semakin mencapai ketenangan lahir dan batin, seperti falsafah padi (semakin
berisi semakin merunduk).
8. Pita berwarna merah bertuliskan
Merpati Putih berwarna putih, melambangkan warna bendera Pusaka Merah Putih
yang melambangkan keberanian dan kesucian.
2. Kepada negara dan bangsa sebagai perwujudan alam seisinya.
3. Kepada perguruan sebagai wadah penggaliannya.
Guru
dan Pewaris
Sang Guru :
Saring Hadi Poernomo (Ayah Mas Poeng dan Mas Budi)
Guru Besar :
Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng)
Budi Santoso Hadi Poernomo (Mas Budi)
Dewan Guru :
Yadi Mintorogo (Mas Yadi)
Soenarjo (Mas Nardjo)
Mulyanto Tambak (Mas Mul)
M. Poerwono (Mas Poer)
Pewaris Muda :
Amos Priono Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng)
Nehemia Budi Setyawan (putra dari Mas Budi)
Sumber : Perguruan Merpati Putih
http://www.silatindonesia.com/2009/08/perguruan-pencak-silat-merpati-putih/
https://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_Putih
Saring Hadi Poernomo (Ayah Mas Poeng dan Mas Budi)
Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng)
Budi Santoso Hadi Poernomo (Mas Budi)
Yadi Mintorogo (Mas Yadi)
Soenarjo (Mas Nardjo)
Mulyanto Tambak (Mas Mul)
M. Poerwono (Mas Poer)
Amos Priono Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng)
Nehemia Budi Setyawan (putra dari Mas Budi)
Komentar
Posting Komentar