Langsung ke konten utama

PASAR TERAPUNG BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

PASAR TERAPUNG
BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

Pasar Terapung Muara Sungai Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas  sungai Barito di muara sungai kuin, Banjarmasin Kalimantan Selatan. Pasar Terapung digunakan masyarakat sebagai wadah untuk bertransaksi antar penjual dan pembeli  dengan menggunakan jukung, jukung merupakan sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai  setelah Shalat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.

Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.

Biasanya para wisatawan yang datang ke Kota Banjarmasin pasti menyempatkan diri untuk mengunjungi pasar terapung ini karena pasar ini merupakan pasar unik yang hanya ada satu di Indonesia yaitu di Kota Banjarmasin. Akses untuk mengunjungi pasar inipun tergolong cukup mudah karena lokasinya yang berada didekat kota Banjarmasin. Ke kawasan Pasar Apung ini menggunakan sarana transportasi perahu klotok dengan waktu perjalanan kurang lebih 45 menit.

Berbagai macam yang dijual di pasar terapung ini, sama seperti pasar pada umumnya menjual  sayur-mayur, buah-buahan, jajanan pasar, hingga wadah sarapan pagi seperti soto banjar, nasi kuning dan lontong khas Banjarmasin yang dijual menggunakan jukung, sehingga wisatawan dapat menikmati kuliner khas Banjarmasin dengan makan di jukung sambil menikmati pemandangan sungai Barito yang indah. Tidak hanya itu disepanjang sungai menuju tempat ini Anda juga bisa menyaksikan pemandangan rumah - rumah masyarakat warga sungai Barito yang semuanya terbuat dari kayu. Dan yang yang membuat Anda heran nantinya, rumah - rumah disini tidak mudah rusak walaupun bahan bangunannya terbuat dari kayu. Hal ini disebabkan kayu yang digunakan untuk membangun rumah masyarakat disini adalah kayu jenis Ulin yang terkenal kuat dan semakin kuat apabila terkena air, keberadaan pasar terapung yang ada di kota Banjarmasin - Kalimantan Selatan ini tidak lepas dari kerajaan Banjar yang berdiri sekitar tahun 1595 M. Wilayah sekitar Pasar terapung sendiri pada masa itu dalam pengelolaannya di pimpin oleh Patih Masih dan Patih Kuin, mereka berdua menerima tugas dari pemerintah setempat untuk mengelola wilayah ini. Seiring dengan perkembangan kawasan ini, Pasar terapung dijadikan sebagai tujuan wisata andalan kota Banjarmasin.

Image result for pasar terapung muara kuin
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTJhrjm1EhJ0j3ib-aIPt8GbU0-xfbXZxIBlkSytazZ8gM5D2o_
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Terapung_Muara_Kuin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADAT ISTIADAT KEBUDAYAAN SUKU DAYAK KALIMANTAN TENGAH

  ADAT ISTIADAT KEBUDAYAAN  SUKU DAYAK KALIMANTAN TENGAH            Suku Dayak ( Dajak atau Dyak) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada 5 suku atau 7 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau dan Tidung. Suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau itu. Ini terutama berlaku di Malaysia, karena di Indonesia ada suku-suku Dayak yang Muslim namun tetap termasuk kategori Dayak walaupun beberapa di antaranya disebut dengan Suku Ba

TOKOH WAYANG "SRIKANDI"

SRIKANDI   https://wayangku.files.wordpress.com/2008/08/wy-dewi-srikandi.jpg?w=219&h=300 Srikandi   ( Dewanagari :  शिकण्ढी ;  IAST :  Śikhaṇḍī )  adalah salah satu putri Raja  Drupada  dengan Dewi Gandawati dari  Kerajaan Panchala  yang muncul dalam kisah  wiracarita  dari  India , yaitu  Mahabharata . Ia merupakan penitisan Putri  Amba  yang tewas karena panah  Bisma . Dalam kitab  Mahabharata  diceritakan bahwa ia lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi  pewayangan   Jawa  terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan Jawa dikisahkan bahwa ia menikahi  Arjuna  dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah  Mahabharata  versi  India . Dewi Wara Srikandi ialah putri Prabu Drupada di Cempalareja. Waktu remaja putri ia berguru memanah pada Raden Arjuna. Kemudian ia diambil istri oleh Arjuna. Asal mula Srikandi berguru

TEXTURE

TEXTURE  A.             Sejarah Texture Modelling                Pemetaan Tekstur – Menurut Alan Watt (Komputer Grafis 3D, bagian 7.3), “Pemetaan Tekstur adalah salah satu perkembangan pertama menuju membuat gambar tiga dimensi benda yang lebih menarik dan ternyata lebih kompleks.” Konsep Texture mapping Texturing merupakan proses mewarnai, memberi tekstur, atau memberi efek material pada sebuah model 3D.  Texture mapping  adalah teknik  shading  untuk pengolahan gambar yang memetakan sebuah fungsi pada permukaan tiga dimensi dalam  scene.  Fungsi yang dipetakan mencakup satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi dan dapat digambarkan sebagai  array  atau fungsi matematika atau gambar. 1.       Bump mapping   untuk memperjelas karakteristik permukaan yang bergelombang. Bump mapping merupakan suatu proses dimana tekstur (texture), atau texture map diaplikasikan pada suatu permukaan dalam sebuah program grafis komputer tiga dimensi (3D) untuk membuat detail yang le