Masalah Kependudukan bisa disebut
juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial
atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik
di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti negara
indonesia. Masalah kependudukan bisa terjadi oleh faktor-faktor tertentu salah
satunya adalah karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Pengertian penduduk adalah sekumpulan orang yang berada di dalam
suatu wilayah tertentu yang terkait aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi
satu sama lain secara terus menerus atau kontinu. Seiring perkembangan waktu, pertumbuhan penduduk semakin meningkat yang mengakibatkan padat nya penduduk yang ada di bumi. semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk ini semakin besar pula masalah kependudukan yang dihadapi.
Masalah kependudukan terbagi dalam 2 garis besar yaitu
masalah Kuantitas dan kualitas.
A. Permasalahan Kuantitas
1. jumlah penduduk
2.kepadatan penduduk
3.pertumbuhan penduduk
4.susunan penduduk
B. Permasalahan Kualitas
1.masalah tingkat pendidikan
2.masalah kesehatan
3. masalah tingkat penghasilan
Permasalahan Penduduk di Dunia sebagai berikut :
- Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di dunia diperkirakan akan
mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030, 9,7 miliar pada tahun 2050, dan melampaui
11 miliar pada tahun 2100, dengan India yang diperkirakan akan melampaui
Tiongkok, sebagai negara berpenduduk paling padat, sekitar tujuh tahun dari
sekarang, dan Nigeria akan melampaui Amerika Serikat untuk menjadi negara
terbesar ketiga di dunia dalam 35 tahun dari sekarang, menurut laporan PBB yang
baru diluncurkan pada hari Rabu (29/7). Selain itu, laporan tersebut
mengungkapkan bahwa selama periode 2015-2050, setengah dari pertumbuhan
penduduk dunia diperkirakan akan terkonsentrasi di sembilan negara: India,
Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika
Serikat, Indonesia dan Uganda. Jadi negara berkembang tidak bisa.
2. Pertumbuhan Penduduk
Permasalahan
utama di negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang tidak dapat
dikendalikan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang
pentingnya membatasi jumlah anak dalam keluarga. Jika pertumbuhan
penduduk tidak diimbangi dengan peingkatan kualitas penduduknya, maka
hal ini dapat membuat rendahnya tingkat Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI). Oleh karena itu maka
diperlukan pengembangan sistem pendidikan yang lebih intens untuk memperkecil
resiko ledakan penduduk ini.
3. Pendidikan Yang Rendah
Kurang lebih 50% anak – anak usia sekolah di pedesaan – pedesaan negara –
negara Afrika, Asia, Amerika latin tidak dapat mengenyam kesempatan
pendidikan formal karena tekanan ekonomidan kemiskinan yang melilit
kehidupan mereka. Berkaitan dengan itu, penduduk yang sudah tidak buta
huruf masih sangat terbatas jumlahnya. Misalnya di india baru 28% saja,
dipakisatan antara 16 – 18% saja, di gautemala dan bolivia (amerika
latin) masing – masing 38 da 32% saja dari seluruh jumlah penduduk
negara – negara yang bersangkutan.
Contoh : Dinegara berkembang dari hasil survei UNICEF
1.Di Afrika,Asia dan Amerika latin sebagian besar tidak memperoleh jenjang pendidikan
2.Di Delhi India tidak mampu membayar biaya sekolah.
3. 40 % penghuni kampung mikin tidak mampu membayar sekolah
4. 20 % anak-anak menolong menyelesaikan pekerjaan di rumah
Contoh : Dinegara berkembang dari hasil survei UNICEF
1.Di Afrika,Asia dan Amerika latin sebagian besar tidak memperoleh jenjang pendidikan
2.Di Delhi India tidak mampu membayar biaya sekolah.
3. 40 % penghuni kampung mikin tidak mampu membayar sekolah
4. 20 % anak-anak menolong menyelesaikan pekerjaan di rumah
• Di Honduras ( Amerika Latin )
50 dari anak-anak usia 7-14 dapat bersekolah di Karashi ( Pakistan )
50 % anak usia sekolah 5-10 tahun terdapat pada sekolah dasar
menurun jadi 33 % bagi kampung miskin.
4. Rendahnya pertumbuhan pada ekonomi penduduk
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu
indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara
tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan
jasa yang dapat dihasilkan selama satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
negara berkembang seperti Indonesia sering terkendala masalah modal dan
investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari investasi pihak asing
untuk menunjang kegiatan ekonominya. Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi naiknya harga minyak dunia.
5. Masalah Kesehatan
UNICEF memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada anak – anak
balita, yang terbagi dalam 4 program, yaitu mengikuti pertumbuhan anak,
ASI, Imunitas, dan ORT. Dalam penelitian dilapangan ternyata 25% anak –
anak di negara – negara berkembang menderita kurang gizi yang tidak
ketahuan. Hanya 1% saja anak – anak di dunia yang jelas – jelas ketahuan
menderita penyakit kurang gizi. Tingkat kematian akibat kurang gizi di
indonesia mencapai tingkat tertinggi, pada kelompok anak- anak umur 0 – 1
tahun adalah 100 orang di antara 1000 anak. Di negara – negara lain
angka kematian penderita kurang gizi diantara 1000 anak adalah sebagai
berikut: filipina 50, thailand 50, srilangka 43, malaysia 30, singapura
11, di swedia, jepang dan finlandia masing – masing 7. Program bagi anak
– anak balita di harapkan dapat mengurangi angka kematian sebanyak 50%.
Program ASI mendapat tanggapan positif tidak sajak oleh kaum ibu di negara – negara berkembang, tetapi juga ibu – ibu di negara – negara maju. Dan program Imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5 juta anak dari kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas dari cacat tubuh yang di sebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat di kebalkan setiap tahun. Serta program OTR dapat menekan angka kematian 2,5 juta anak, diantara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun karena menderita diare.
Contoh :
• Angka kematian lebih tinggi
• Dinegara negara berkembang penduduk usia muda kedapatan
menderita kekurangan Vitamun A ( Kebutaan dan Anemia)
• Penyakit tuberkulosis di kalkuta ( India ) dan di Ibadan
dinegara bagian barat (Afrika Barat)
• Pernyakit lepra atau kusta di wilayah zimbabwe.Penyakit
pada usia Produtif antara 8-9 tahun.
• Konsumsi pemakaian Kalori rata-rata penduduk berada di
bawah tingkat yang di butuhkan
Program ASI mendapat tanggapan positif tidak sajak oleh kaum ibu di negara – negara berkembang, tetapi juga ibu – ibu di negara – negara maju. Dan program Imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5 juta anak dari kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas dari cacat tubuh yang di sebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat di kebalkan setiap tahun. Serta program OTR dapat menekan angka kematian 2,5 juta anak, diantara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun karena menderita diare.
Contoh :
• Angka kematian lebih tinggi
• Dinegara negara berkembang penduduk usia muda kedapatan
menderita kekurangan Vitamun A ( Kebutaan dan Anemia)
• Penyakit tuberkulosis di kalkuta ( India ) dan di Ibadan
dinegara bagian barat (Afrika Barat)
• Pernyakit lepra atau kusta di wilayah zimbabwe.Penyakit
pada usia Produtif antara 8-9 tahun.
• Konsumsi pemakaian Kalori rata-rata penduduk berada di
bawah tingkat yang di butuhkan
Dari semua masalah kependudukan yang dipaparkan diatas,
terdapat banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan, diantaranya:
1. Rendahnya tingkat kualitas SDM
Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing.
Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan
(assistance) perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal
dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan
kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk
Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan
dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia
penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya
jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami.
Jumalh penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas
wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang
ada diwilayah tertentu melebihi jumlah ideal penduduk yang seharusnya tinggal
diwilayah tersebut. kepadatan penduduk yang biasanya terjadi di kota-kota besar
terus mengalami peningkatan dengan adanya urbanisasi yang dilakukan secara
berlebihan. Banyaknya para urban yang berpindah dari desa ke kota dengan tujuan
mencari lapangan pekerjaan di kota membuat kepadatan penduduk yang ada semakin
menjadi-jadi.
3. Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti disitu.
Dari dampak yang ada, dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para urban yang
tidak mendapat lahan tempat tinggal dan juga lahan pekerjaan seperti yang
mereka harapkan, mulai mempertahankan hidup mereka dikota dengan segala
kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan terlarang untuk mendirikan
rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka tinggal.
sumber : http://terminalblogweb.blogspot.co.id/2015/12/masalah-kependudukan-bisa-disebutjuga.html
http://terminalblogweb.blogspot.co.id/2015/12/masalah-kependudukan-bisa-disebutjuga.html
Komentar
Posting Komentar